Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Nilai penawaran (IPO) Xiaomi, turun hingga 6% sejak debutnya pada bulan Mei kemarin yang berada pada angka HK$16,00 dibandingkan sebelumnya HK$17,00. Tentu ini menjadi angka yang sangat mengejutkan, mengingat jual-beli saham Xiaomi sedang berada pada puncaknya. Selain itu, beberapa bulan sebelumnya, Xiaomi juga baru saja meluncurkan produk terbarunya smartphone Xiaomi Note 5 yang langsung menarik perhatian para pencinta Android, khususnya di Indonesia. Terlepas dari kesuksesan produk tersebut, Xiaomi tetap harus menerima kenyataan bahwa IPO-nya telah anjlok. Nilai pasar Xiaomi kini berada pada angka sekitar USD 50 miliar atau sekitar IDR 777 triliun, membuatnya menjadi perusahan perangkat seluler terbesar ketiga di dunia, namun masih jauh dari target USD 100 miliar yang disebutkan pada tahun lalu.
Meski begitu, co-founder Xiaomi, Lei Jun, tetap optimis bahwa Xiaomi mampu mendapat dana tambahan dalam jumlah yang tinggi.
“Saya pikir harga saham jangka pendek ditentukan oleh kondisi pasar. Apa yang kami lakukan adalah fokus pada pertumbuhan jangka panjang bisnis kami,” jelas Lei Jun.
Terkait hal tersebut, sampai saat ini belum bisa dipastikan penyebab dari anjloknya nilai saham (IPO) Xiaomi. Namun, diperkirakan adanya kemungkinan hal ini disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tengah hangat pada tahun ini. Tak hanya itu saja, prediksi faktor lainnya adalah respon negatif investor terhadap ekuitas global saat ini.
Sebelumnya, nilai IPO Xiaomi sempat melonjak tinggi mengalahkan perusahaan raksasa teknologi seperti Apple sebesar 1,31%, Tencent Holding sebesar 3,49%, dan Facebook 2,63%. Tak lama setelah puncak keberhasilannya, Xiaomi harus mengalami sejumlah kemunduran dan terpaksa harus mengurungkan niat untuk mendapatkan nilai penawaran dengan angka tinggi.
Hal ini juga berhasil menarik perhatian pemerintah Hong Kong, yang tahun ini telah merevisi peraturan untuk mengizinkan masuknya perusahaan teknologi dengan struktur pemilihan tidak seimbang seperti Xiaomi.
"Perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin mendaftarkan saham mereka, perlu mengambil pendekatan yang lebih konservatif dalam penentuan harga," kata Anthea Lai, seorang analis dari Bloomberg Intelligence.
“Para investor perlu lebih berhati-hati menempatkan uang mereka dikarenakan munculnya ketegangan perdagangan baru-baru ini.” tambahnya.
Dalam jangka panjang, para pendukung Xiaomi berpendapat bahwa dominasi pasar-pasar utama ekspor-impor ke China, akan membantu pertumbuhan nilai saham perusahaan teknologi besar ini.
Nilai penawaran (IPO) Xiaomi disebut-sebut sebagai perusahaan teknologi asal China terbesar dalam beberapa tahun belakangan ini. Bahkan, hal ini berhasil menarik sejumlah investor A-list ke IPO-nya. Salah satunya adalah George Soros yang bergabung dengan sesama miliarder Li Ka-Shing, Jack Ma, dan Pony Ma dalam mendukung IPO Xiaomi. Investor institusional Hillhouse Capital, Qualcomm, dan China Mobile juga ikut masuk dalam list hebat tersebut. Semoga dengan dukungan tersebut, Xiaomi tetap mampu memproduksi berbagai model HP Android Terbaru.
Wassalaamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Saya pengguna Xiaomi dan berharap agar Xiaomi tetap jaya memproduksi HP-HP kece yang harganya senantiasa terjagkau :D
ReplyDeleteSama mas, saya juga pengguna xiaomi.
DeleteBener semoga xiaomi makin jaya dan berkembang, sehingga dapat mengeluarkan produk smartphone baru lainnya.
berat bahasannya ada IPO segala euy...kagak paham aku kak
ReplyDeleteHehe..
DeleteNanti juga paham ka.
Wuah, aku pengguna xiaomi nih
ReplyDeleteturut sedih
Sama mba, saya juga pengguna xiaomi.
DeleteIya bener, turut sedih juga sih.