Assalaamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Konten Gaptek – Setiap manusia yang hidup pasti akan mengalami masa tua atau yang disebut dengan lansia. Sebab hidup manusia itu berjenjang mulai dari fase kita dilahirkan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan sampai menuju fase lansia. Dalam fase tersebut otak manusia akan mengalami perubahan juga, dimana otak semakin lama akan semakin mengecil dan disinilah biasanya kemampuan berfikir pun sudah mulai berkurang.
Seorang lansia yang sudah mencapai umur lebih lanjut umumnya mempunyai otak yang lebih kecil ketimbang yang umurnya lebih muda. Sebenarnya berapa sih kisaran usia seseorang yang dikatakan lansia? Melalui ajang pertemuan “Talkshow Orang Muda Peduli Lansia” yang dilaksanakan di RS Mayapada Lebak Bulus aku mendapatkan berbagai pengetahuan seputar lansia.
Untuk seseorang bisa dikatakan lansia jika umurnya sudah mencapai diatas 60-65 tahun, 65-75 tahun (Young Old), 75-85 tahun (Old-old), dan 85-95 tahun (Oldest Old-old). Jika umurmu sudah mencapai jenjang usia tersebut, maka berbagai penyakit pun akan hinggap di tubuh. Namun juga tidak jarang seorang yang sudah berusia lanjut tapi masih tetap sehat dan produktif, dan sebaliknya yang masih muda malah bermalas-malasan dan sering terkena penyakit.
Proff. Dr. Saparinah Sadli |
Perbedaan itu tidak lain disebabkan karena adanya sikap dan karakteristik mental pada diri seseorang itu sendiri. Dalam talkshow Orang Muda Peduli Lansia turut hadir Proff. Dr. Saparinah Sadli yang menjelaskan seperti apa karakteristik lansia yang tangguh dan bagaimana caranya menjadi lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Rajin, dan Taat).
Menjadi lansia bukan berarti kita menjadi lemah dan bergantung terhadap orang lain, menjadi lansia harus tetap kuat dan tetap produktif supaya selalu sehat fisik, mental, emosional, dan sosial. Seorang lansia pun tetap bisa menjadi SMART saat usia lebih lanjut jika dikala usia muda telah mempersiapkan untuk proses penuaan pada dirinya.
“menjadi lansia adalah kepastian, tapi menjadi lansia yang SMART adalah pilihan”
Lansia yang SMART adalah lansia yang tangguh dan memiliki kesehatan baik secara fisik, mental dan emosional. Mereka lah lansia yang masih suka melakukan aktivitas produktif seperti membaca buku, menjahit, membuat makanan, berjualan, dan sebagainya.
Dr. Proff. Evita Djaman, M.Psi, |
Dalam acara talkshow tersebut juga dihadiri berbagai lansia laki-laki dan perempuan. Untuk menghibur diri para lansia yang hadir diajak untuk melakukan senam tepuk tangan dan menyanyikan lagu marina menari diatas menara. Senam tersebut dipandu langsung oleh Dr. Proff. Evita Djaman, M.Psi, yang sekaligus sebagai salah satu narasumber dalam acara talkshow tersebut.
Kemudian juga ada Dr. Sheila Agustini, Sp.S yang menjelaskan tentang Demensia. Apa sih Demensia? Demensia adalah penurunan fungsi berfikir, berkurangnya daya ingat, dan penurunan kecerdasan mental yang progresif dan mengganggu aktivitas keseharian dikarenakan Alzheimers. Penurunan fungsi berfikir ini istilah yang lumrah yaitu pikun/pelupa, wajar saja penyakit ini jika terkena lansia. Lansia dengan usia diatas 65 tahun memiliki risiko lebih besar terkena Demensia atau Alzheimers.
Dr. Sheila Agustini, Sp.S |
Tapi apakah Demensia / pikun bisa dihindari? Tergantung faktor risiko nya, faktor risiko yang tak bisa dihindari adalah usia, keturunan, genetik, dll. sedangkan faktor risiko yang masih bisa dimodifikasi dan untuk menghindari pikun adalah dari penyakit seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Seseorang yang mengalami Demensia atau Alzheimers akan nampak gejala nya seperti sering lupa terhadap hal apapun, kerap bingung, kesulitan berkomunikasi, malas melakukan aktivitas, suka berhalusinasi, kesulitan makan dan minum, perubahan emosi dan sifat, dan masih banyak lagi ciri dan tanda gejala dari Alzheimers.
Jika seseorang sudah merasakan gejala tersebut, maka segeralah periksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Namun satu hal yang perlu diingat bahwa penyakit Alzheimers tidak dapat disembuhkan, melakukan pengobatan hanya dapat memperlambat perkembangan penyakit itu sendiri. Oleh karena itu sering-seringlah berobat dan melakukan konsultasi kepada dokter.
Ada beberapa tips untuk mengurangi faktor resiko terkena Demensia ataupun Alzheimers:
- Bagi seorang perokok aktif, segeralah berhenti.
- Melakukan aktivitas olahraga rutin.
- Menjaga asupan nutrisi makanan yang dikonsumsi.
- Perbanyak mengonsumsi asupan yang mengandung vitamin terutama vitamin D.
- Melakukan aktivitas stimulasi dan produktif seperti membaca, bermain teka-teki, dan sebagainya.
- Hindarilah terjadi cedera pada bagian kepala.
Nah itulah beberapa faktor yang dapat meminimalisir seseorang akan terkena Demensia ataupun Alzheimers, dan dapat menurunkan risiko kehilangan memori hingga 30-50%.
Aku ada rekomendasi sebuah situs yang didalamnya terdapat aneka ragam informasi seputar lansia yang mungkin dapat bermanfaat untuk para lansia ataupun orang muda untuk mempersiapkan masa tuanya menjadi lansia yang SMART.
Silahkan langsung saja menuju situs Dunialansia.com
Sekian ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.