Sehat Kayak Apa? |
Konten Gaptek – Akal
yang sehat berada pada badan yang sehat, tapi badan yang sehat berada pada jiwa
yang sehat. Kok gitu? Iya dong soalnya Kesehatan fisik tidak bisa
diperoleh oleh seseorang manakala jiwanya rusak, sebab jiwa seseorang jikalau
sudah rusak ini bisa membahayakan dirinya sendiri. Kita bisa lihat betapa
banyak orang yang memiliki riwayat penyakit jiwa, pasti ia memiliki perilaku
yang aneh sebab kesehatan mentalnya sudah terganggu. Tak jarang pengidap
penyakit jiwa melakukan hal-hal yang diluar nalar yang dapat membahayakan,
bahkan sampai kepada fase terakhir yakni bunuh diri.
Dikutip
dari WHO bahwa masalah kesehatan jiwa yang menjadi prioritas kesehatan
masyarakat adalah bunuh diri. Bunuh diri masih menjadi salah satu faktor
penyebab dari kematian, dimana data global menyebutkan bahwa hampir 800.000 orang meninggal dunia
diakibatkan bunuh diri setiap tahunnya, ini artinya kematian akibat bunuh diri
terjadi tiap 40 detik sekali. Dan dibalik
1 kematian akibat bunuh diri pun masih ada 20 percobaan bunuh diri yang tidak
terdata. Sungguh miris sekali bukan, masih banyak sekali orang yang memiliki
gangguan kesehatan jiwa, dari data Nasional yang dilakukan oleh Badan
Litbangkes masalah kesehatan jiwa mengalami peningkatan pada tahun 2018 jika
dibandingkan tahun 2013.
Mengapa
ini bisa terjadi? Apa sebenarnya sumber penyebab dari seseorang mengalami
penyakit jiwa? Dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengobati seseorang
yang sudah terlanjur mengidap penyakit jiwa/gangguan kesehatan jiwa? Apakah
bisa sembuh atau tidak? Semua pertanyaan diatas dikupas tuntas dalam acara temu
blogger (09/10/2019) bersama kemenkes menyambut Hari
Kesehatan Jiwa Sedunia 2019 yang jatuh pada 10 Oktober.
Temu Blogger Kemenkes Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia |
Saat
acara tersebut turut dihadiri beberapa narasumber diantaranya dr. Fidiansyah,
SpKJ selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
Napza, Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
, dan Novi Yulianty, M.PSI, Psikolog. Pembicara pertama saat itu ada Bapak
Fidi, beliau menjelaskan bahwa kesehatan jiwa yang terganggu masih terancam
resiko bunuh diri.
Hasil
dari survey SRS (Sistem Registrasi Sampel) pada tahun 2016 terjadi 1.800 kematian karena bunuh diri atau
terjadi 5 kematian/perharinya yang
disebabkan bunuh diri. Dan tahukah kalau penyebab kematian no 2 gara-gara bunuh
diri itu terbanyak pada rentang usia 15-29 tahun, ini artinya anak-anak muda
sudah berada dalam tekanan dan beban fikiran hingga stress yang berujung pada
bunuh diri.
Tentu
saja para orang tua tidak menginginkan hal buruk tersebut menimpa pada anaknya
bukan, maka dari itu kondisi kesehatan jiwa pada anak perlu diperhatikan dengan
menanamkan nilai-nilai kesehatan jiwa sejak awal dilahirkan, sebab kesehatan
jiwa itu berawal dari diri sendiri dan ruang lingkup yang terkecil yakni
keluarga. Manakala antar anggota keluarga saling perhatian dan menjaga, sangat
kecil kemungkinan bagi mereka terkena masalah kesehatan jiwa. Ini juga demi
menjaga kualitas SDM di Indonesia kedepannya yang akan diteruskan oleh generasi
muda bangsa.
Angka prevalansi dari WHO menunjukkan angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6-1,8% per 100,000 penduduk (5000/tahun).
Pak Fidi sedang Menyampaikan Pemaparannya (Dok. pribadi) |
Orang
yang mengalami gangguan kesehatan jiwa biasanya disebut di masyarakat dengan
sebutan orang gila/tidak waras. Penyebabnya adalah banyak sekali contohnya depresi, stress, sering dibully, dan
penggunaan alcohol/obat-obat terlarang. Ini hati-hati terutama buat anak
sekolah yang suka membully sesama temannya, tidak menutup kemungkinan yang
dibully bisa depresi dan akhirnya kesehatan jiwanya terganggu, lalu berujung
kematian yang disebabkan bunuh diri. Parah kan, jadi jangan sembarangan
bully-bully orang. Karena kita tidak tau seberapa kuat tingkat ketahanan
seseorang menahan bully, ada yang kuat pun juga ada yang lemah.
Hindari
juga menyendiri karena sendiri bisa menyebabkan merasa kesepian, dan timbul
rasa seperti tidak berguna hidup di dunia, tidak dibutuhkan, merasa tidak
berharga, dan akhirnya putus asa untuk terus melanjutkan kehidupan sehingga
yang terjadilah aksi nekat yakni bunuh diri.
Selanjutnya
dalam acara Temu Blogger saat itu juga ada Ibu Novy Yulianty, nah ternyata Ibu Novy ini pernah dan
memiliki riwayat ingin bunuh diri loh.
Namun sampai sekarang ibu novy masih hidup dan tetap sehat, yapz itu semua karena beliau melakukan
pengobatan terapi, jadi teman-taman yang punya gangguan kesehatan jiwa, bisa kok disembuhkan asal mau usaha dengan
berobat.
Ibu Novy Menceritakan Pengalamannya saat Depresi (Dok. Pribadi) |
Bu
Novy ini mengalami gejala depresi saat ia sedang mengandung anaknya dan pasca
bersalin secara cesar, lalu ditambah masalah dengan Air Susu Ibu yang tidak mau keluar
semakin memperparah depresinya bahkan ia hampir menelantarkan bayinya dengan
membuang bayi tersebut. Gejala yang timbul ia sering merasakan gangguan tidur,
merasa kesedihan yang mendalam, merasa tidak berguna sebagai ibu, dan pernah
punya keinginan bunuh diri. Faktor penyebabnya dikarenakan kecemasan pada saat
hamil, stress terhadap peran ibu, dan kelelahan pun menjadi salah satu
penyebabnya.
Namun
semenjak ia bergabung dengan menjalin networking
dengan bergabung ke komunitas MotherHope
Indonesia, secara perlahan kondisi kesehatan jiwanya bisa membaik. Melalui kemunitas
tersebut ia dapat mencurahkan isi hatinya, keluh kesahnya, sehingga ia pun
merasa dirinya dipedulikan. MotherHope merupakan komunitas yang beranggotakan
ibu-ibu rumah tangga dari kota-kota di Indonesia untuk saling sharing dan
berbagi pengalamannya menjadi seorang ibu.
Padahal
Bu Novy adalah seorang psikolog loh,
tapi tetap bisa terkena gangguan jiwa dan depresi, apalagi kita yang cuma orang
biasa.
Depresi bisa menimpa siapapun, sekalipun ia adalah seorang Psikolog. Tutur Ibu Indria.
Nah,
untuk mencegah agar tindak bunuh diri tidak terjadi lagi setidaknya ada
berbagai hal yang bisa dilakukan:
- Menginformasikan kepada masyarakat bahwa bunuh diri merupakan kerugian.
- Hindari memberikan penjelasan terperinci/detail tentang bagaimana, cara, dan tempat untuk melakukan bunuh diri. Sebab hal ini dapat menimbulkan ide dan inspirasi seseorang untuk bertindak bunuh diri sewaktu-waktu. Dan hindari juga menyimpan barang/alat untuk bunuh diri (pistol,pisau,pedang,dll) secara sembarangan.
- Sebaiknya hindari melihat film yang beradegan aksi nekat seperti pembunuhan dan bunuh diri.
- Saling mendukung (empati) dan menjaga satu sama lain baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.
- Saling mengingatkan bahwa bunuh diri bukanlah penyelesaian terhadap masalah, justru malah memperkeruh masalah, dan
- Saling menyadarkan bahwa berapa banyak orang yang akan kehilanganmu jika melakukan bunuh diri, dan yang terakhir ingatlah tuhan yang selalu bersamamu.
Yuk
mulai sekarang kita perhatikan diri kita dan orang-orang di sekitar kita,
mudah-mudahan kita bisa dihindarkan dari gangguan kesehatan jiwa. Aamiin.
Oke
sekian ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.
#WorldMentalHealthDay
#CegahBunuhDiri #SehatJiwa