Sanitasi Aman Mulai Kapan? (Dok. Pribadi) |
Konten Gaptek – Beruntungnya
aku tinggal di Kota Jakarta, yang masyarakatnya kini sudah sadar akan
pentingnya sanitasi aman. Sebab aku sendiri punya kampung halaman di daerah
Tanjung Sari – Sumatera Selatan yang pada saat itu akses sanitasinya masih
sangat minim dan jauh dari kata aman. Jangankan adanya septic tank, bahkan wc/toilet
saja belum ada di rumah. Jadi jika ingin buang air besar harus pergi ke tengah
hutan/kebun, dan nanti disana ada tanah yang sudah digali untuk membuang limbah domestik/kotoran tersebut. Tentu saja tidak enak sekali bukan, selain ribet pun hal
tersebut dapat mencemari lingkungan.
Tapi
beruntung sekarang semuanya sudah tidak seperti itu lagi, semenjak Indonesia
sudah mengalami kemajuan. Kampungku sekarang sudah tersedia septic tank dan
toilet sehingga masyarakatnya tidak ada lagi yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Itu artinya ada peningkatan
dalam akses sanitasi di Indonesia, Pada
tahun 2018 akses sanitasi ke toilet mencapai lebih dari 74,5% termasuk 7%
sanitasi aman. Ngomong-ngomong, sanitasi aman itu yang seperti apa sih?
Oke, jadi sanitasi aman ini adalah sistem sanitasi yang memutus sumber
pencemaran limbah domestik ke sumber air. Sehingga sumber air tidak akan
terkontaminasi ataupun tercemar oleh limbah domestik yang dibuang.
Upaya
agar sumber air tidak tercemar seperti dengan memberikan jarak antara sumber
saluran air dengan septic tank. Tujuannya agar sumber air tetap bersih dan
higenis serta aman untuk dikonsumsi sehari-hari. Apa jadinya jikalau sumber air
berdekatan dengan septic tank? Air akan mengandung banyak bakteri dan kuman
yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia seperti diare dan stunting. Ini
juga yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang terkena penyakit tersebut
padahal akses sanitasi aman sudah mengalami kemajuan. Jangan-jangan air yang
kita gunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, atau bahkan
minum adalah air yang sudah tercemar oleh limbah dari septic tank. Jadi
bukanlah hal yang mustahil, penyakit menyerang diri kita.
Penyakit stunting di Indonesia pada
tahun 2018 masih diatas 30% dan diare mencapai 7%, dan masih banyak juga sungai
yang tercemar. Menurut data pada tahun 2017 bahwa 75% sungai di Indonesia
tercemar, dan 60% polutan disumbangkan oleh air limbah domestik yang tidak
diolah dengan benar. Itu artinya masih ada masyarakat yang
rumahnya belum mempunyai septic tank dan melakukan BAB sembarangan seperti di
sungai, sampah, kebun, dll. Lalu #KapanSanitasiAman
kalau masyarakatnya terus begini? Oleh karena itu bagi yang sudah punya septic
tank di rumah, coba tanyakan apakah jarak septic tank dengan saluran air sudah
aman? Kapan terakhir kali membersihkan septic tank? Jikalau belum sebaiknya
segera lakukan penyedotan septic tank, supaya isi septic tank tidak penuh dan
meluap demi mewujudkan sanitasi yang aman.
Hari Toilet Sedunia 2019
Berbicara
masalah sanitasi aman, Sebuah pengetahuan baru yang aku dapatkan saat
menghadiri acara Kumpul Blogger dan Vlogger dengan pembahasan ‘Sanitasi Aman, Mulai Kapan?’ yang
digelar oleh USAID IUWASH PLUS dan PD
PAL JAYA bertempat di kawasan Tebet - Jakarta. Dan ternyata acara tersebut juga bertepatan dengan #HariToiletSedunia2019 yang jatuh pada
tanggal 19 November 2019 loh, aku sendiri baru pertama kali mendengar dan mengetahui
kalau toilet pun ada hari spesialnya hehe.
Hayoo pasti kamu juga baru tau kan kalau ada hari toilet sedunia, ngaku?
Para Narasumber (Dok. Pribadi) |
Dalam
acara tersebut aku jadi tau terkait bagaimana sanitasi aman yang dijelaskan
oleh para narasumber yang berkompeten, mereka diantaranya:
- Ika Fransisca – Advisor Bidang Pemasaran dan Perubahan Perilaku USAID IUWASH PLUS
- DR. Subekti SE.,MM – Direktur Utama PD PAL JAYA
- Zaidah Umami – Bidang Kesehatan Lingkugan, Puskemas Kecamatan Tebet
Pak Subekti sedang Mengilustrasikan Septic Tank (Dok. Pribadi) |
Dari
pemaparan narasumber menjelaskan bahwa masalah sanitasi masih sering dianggap
hal sepele dan urusan ‘belakang’ oleh segelintir masyarakat. Padahal meskipun
keberadaanya memang ada di belakang, tetapi sanitasi ini yang menentukan
kualitas hidup masyarakat. Jika sanitasi aman, hidup masyarakat pun akan aman
dari berbagai penyakit.
Seperti
yang sudah disinggung pada paragraph sebelumnya dalam mewujudkan sanitasi aman,
setidaknya di rumah sudah ada
penampungan air limbah domestik di tangki septic tank yang sesuai denan SNI
(Standar Nasional Indonesia). Selain itu sanitasi aman juga termasuk penyedotan
(transportasi) lumpur tinja yang sampai ke unit pengolahan, dan unit pengolahan
limbah (IPLT) yang berfungsi.
Dari
penjelasan narasumber bahwa sebaiknya jarak
septic tank dengan saluran air (sumur) minimal 10 meter, mengapa demikian?
Hal ini supaya sumber air tanah tetap higenis dan tidak terkontaminasi oleh
limbah domestik dari septic tank. Kemudian Septic
tank pun harus sesuai dengan SNI yakni dibuat kedap air, memiliki ventilasi, memiliki
lubang kontrol, memiliki pipa masuk/keluar, dan selalu dikuras/disedot rutin setidaknya
2-3 tahun sekali agar tidak mampet dan bocor yang akan mengakibatkan
lingkungan menjadi tercemar. Dan satu hal yang unik lagi, bahwa ketika
melakukan penyedotan septic tank, jangan disedot habis, tetapi harus disisahkan
sedikit agar tidak ada bakteri baru. Begitu kata pak Subekti.
Penyedotan
pun harus melalui layanan yang terpercaya dengan membuangnya ke IPLT (Instalasi
Pembuangan Lumpur Tinja) agar tidak mencemari lingkungan. Sebab tinja yang
dibuang sembarangan bisa menimbulkan penyakit bagi manusia, tau sendiri kan
kalau tinja itu penuh akan bakteri e-coli,
virus hepatitis, dan ribuan telur cacing yang tentunya sangat membahayakan
bagi kesehatan manusia.
Tebet Timur RT 008/10 (Dok. pribadi) |
Setelah
mendengarkan penjelasan dari para narasumber, aku pun berkesempatan berkunjung ke wilayah RT 008/10 di kawasan Tebet
Timur untuk melihat kondisi santasi
dan mengunjungi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal, serta melihat
praktek penyedotan air limbah domestik/lumpur tinja disana. Disana
masyarakatnya sudah sadar akan pentingnya sanitasi yang dikelola secara aman.
Terlihat dari wilayah tersebut, sudah adanya septic tank.
IPAL Komunal (Dok. Pribadi) |
Pak Santo (Dok. Pribadi) |
Lokasi
pertama aku dan para blogger bertemu dengan Bapak Santo, ia menceritakan bahwa
sangat sulit meyakinkan para warga sekitar agar mau bergabung dengan program
pembuatan IPAL Komunal. Warga berdalih tidak mau, sebab mereka harus membongkar
dan meninggalkan WC yang mereka punya. Dan tentu saja hal tersebut membutuhkan
biaya yang tak sedikit. Tetapi pada akhirnya warga pun menyetujui untuk
pembuatan septic tank IPAL Komunal dengan biaya kontribusi sebesar 5 ribu
rupiah/bln untuk satu rumah.
Sungai di Kawasan RT 008/10 Tebet Timur (Dok. Pribadi) |
Kemudian
lokasi kedua ada Bapak Sitam selaku Ketua RT 008 Tebet Timur. Pak Sitam
mengatakan kendala di daerah sini adalah lahan, tetapi syukurlah di kelurahan
Tebet Timur ini sudah dibuat IPAL Komunal yang diperuntukkan bagi warga sekitar
agar mereka tidak membuang limbah domestik secara sembarangan. Dahulu sebelum
dibuat IPAL, masyarakat membuang limbah BAB nya yang berakhir pembuangannya di
sungai yang terdapat di depan rumah. Namun setelah dibuatnya IPAL, yang berupa
pipa di masing-masing rumah dan akan mengakhiri pembuangan limbah domestik ke
satu tujuan yakni septic tank IPAL Komunal. Dengan ini diharapkan sungai
kembali menjadi bersih.
Pipa Ipal Komunal (Dok. pribadi) |
Pak Wahyono (Dok. Pribadi) |
Dan
lokasi terakhir bersama dengan Bapak Wahyono yang merupakan salah satu warga di
tebet timur. Atas inisiatif dari beliau yang ingin membuat septic tank sendiri,
para warga sekitar pun tertarik dan turut andil dalam membuat septic tank.
Dengan dana sebesar 5Juta mereka berhasil membuat septic tank.
Truk PD PAL Jaya (Dok. Pribadi) |
Penyedotan Tinja oleh PD PAL Jaya (Dok. Pribadi) |
Oh
iya kalau rumah Kamu berada di wilayah DKI Jakarta dan ingin disedot septic
tank-nya, bisa melalui PD PAL Jaya,
mengingat perusahaan milik pemprov DKI Jakarta tersebut bergerak di bidang jasa
layanan pengelolaan air limbah sistem perpipaan, jasa layanan pengelolaan air
limbah sistem setempat, dan layanan lumpur tinja terjadwal (LLTT). Melalui PD
PAL Jaya Kamu akan mendapatkan pelayanan sedot septic tank yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau, hanya
seharga 150rb perkubik, dan dua kubik biayanya 300rb plus ppn 10% 30rb, jadi
hanya 330rb sudah bisa mendapatkan layanan sedot lumpur tinja 2 kubik.
“Membiasakan yang Benar, Bukan Membenarkan yang Biasa”
Dari
quote diatas kita bisa mengaplikasikan satu hal, yuk kita peduli akan sanitasi
aman, jangan pernah lagi lakukan kebiasaan buruk BAB sembarangan seperti di
sungai, kebun, dan apapun tempat yang dapat merusak lingkungan. Paling tidak mulailah
dari hal kecil dan sederhana seperti selalu cuci tangan pakai sabun sebelum
menyentuh makanan maupun akan menyantap makanan. Semoga dengan sanitasi yang
aman dapat menurunkan angka berbagai penyakit terutama penyakit diare dan
stunting di dunia, termasuk di Indonesia. Aamiin. #ToiletSehatSanitasiAman
Oke
sekian ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.