image source: medium.com |
Konten Gaptek – Kemajuan teknologi hingga saat ini telah membawa
pengaruh yang sangat besar bagi dunia, khususnya pada sisi ekonomi digital. Kegiatan
transaksi ekonomi dan bisnis kini dapat dengan mudahnya dilakukan melalui
internet berkat teknologi. Bisa kita lihat di Indonesia sendiri ekonomi digital
sudah banyak sekali contohnya seperti E-commerce,
E-bisnis, E-wallet, dan Infrastruktur Bisnis.
Ekonomi digital masih
terbukti menjadi yang paling pesat perkembangannya di dunia dari tahun ke tahun
seiring dengan besarnya potensi pasar. Namun apakah di Negara kita tercinta ini
ekonomi digital sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia? faktanya
masih ada berbagai wilayah yang belum bisa merasakan dan mengerti betul akan kemajuan
ekonomi digital yakni di Daerah 3T. Hal
ini menandakan masih belum meratanya ekonomi digital untuk seluruh masyarakat
Indonesia.
Daerah
3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) merupakan daerah yang jarang
terlihat namun sebenarnya memiliki potensi yang besar termasuk dalam hal
ekonomi digitalnya apabila dikembangkan. Daerah 3T tersebut jauh dari kehidupan
teknologi digitalisasi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi disana menjadi terhambat,
apalagi dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata.
Melihat masalah diatas, disinilah tugas berbagai pihak termasuk kita untuk memikirkan bagaimana caranya supaya daerah 3T bisa menjadi daerah maju akan ekonomi digitalnya. Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini dalam membentuk ekonomi digital di daerah 3T yakni dengan membentuk sebuah program yang dinamakan Program Dayamaya.
Tentang Program Dayamaya
Dayamaya |
Program Dayamaya adalah
sebuah program inisiatif untuk membantu pertumbuhan startup, komunitas,
kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari daerah 3T atau luar daerah 3T.
Program Dayamaya memiliki visi untuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital
Indonesia, terutama di daerah 3T dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis bagi kesejahteraan
masyarakat. Program ini menggandeng para pelaku Startup e-Commerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital
guna saling bersinergi dan berkolaborasi mengembangkan potensi serta membuat
solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.
Melalui Program Dayamaya,
BAKTI memfasilitasi startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital
dari seluruh Indonesia khususnya yang berfokus di daerah 3T dengan memberikan
fasilitas berupa: Pelatihan SDM,
Eksekusi Survey Pasar, Infrastruktur Teknologi,
dan Sosialisasi Pemasaran.
Dalam hal ini, setidaknya bagi tiap pihak yang turut andil (startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital) membantu masyarakat di daerah 3T agar menguasai kompetensi digital harus memiliki skill dan kemampuan seperti:
Digital
Citizenship merupakan kemampuan untuk mengunakan
teknologi dan media digital dengan cara yang aman, penuh tanggung jawab, dan
etis.
Digital
creativity merupakan kemampuan untuk menjadi bagian dari
ekosistem digital, dan untuk menciptakan pengetahuan, teknologi, dan konten
baru untuk mengubah ide menjadi kenyataan.
“Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Pak Danny Januar Ismawan selaku Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah.
Sementara itu sudah ada tiga dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat di daerah 3T yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin. Mari ketahui lebih dalam terkait 3 inisiatif Atourin, Cakap, dan Jahitin:
1. Atourin
atourin |
Atourin (atourin.com) adalah perusahaan
teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara
online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 lalu
Atourin berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata
di Natuna melalui program Dayamaya.
Menurut Reza Permadi
selaku Tim Operasional Atourin, pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di
Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan
promosi. Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang
berlisensi.
“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara” kata Pak Reza.
Lebih lanjut Pak Reza mengatakan bahwa tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja.
2. Cakap
cakap |
Sejalan dengan Atourin,
Cakap (cakap.com) yang merupakan platform online pembelajaran bahasa asing mendukung
pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi
penguasaan bahasa, terutama kemampuan bahasa Inggris. Sebab seperti yang kita
ketahui bahwa bahasa inggris menjadi bahasa yang banyak dipakai di belahan Negara
di dunia.
Dalam kontribusinya, pada
tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu
Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for
Languages). Program ini melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250
orang, kegiatan ini juga dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital
dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).
Menurut Bapak Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan
berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata,
karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam
menciptakan pariwisata berkelanjutan.
“Di
masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat
dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian
Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran
memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk
belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar
dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang
mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka
Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang
mendaftar menjadi peserta” kata Pak Tommy.
Dengan mengikuti pelatihan, menurut Pak Tommy peserta nantinya akan mendapatkan beberapa keuntungan fasilitas yaitu akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk e-book, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.
3. Jahitin
jahitin |
Bila Cakap meningkatkan
kemampuan SDM dari sisi bahasa, maka Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan
meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan
Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin
mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai
jual, seperti untuk membuat cushion
pillow.
Tidak hanya itu, Jahitin
juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya
saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan
Dinas Perdagangan.
“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” tutur Ibu Asri Wijayanti.
Sebagai sebuah bangsa,
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, dalam membangun daerah 3T
pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari para
startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat
pembangunan di daerah 3T.
“Dengan merangkul
stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk
bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi
perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang
kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” lanjut Ibu Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku
Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.
Nah buat kalian yang
berkeinginan untuk berkontribusi dan menjadi bagian dalam program dayamaya bisa
banget ikutan inisiatif. Mereka yang bisa mendaftar di Dayamaya yaitu startup,
komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital yang diutamakan memiliki fokus
pada sektor kesehatan, pendidikan, agribisnis, pariwisata, fintech, dan logistik
(selama tidak sedang mendapatkan bantuan lain dari pemerintah).
Semoga saja dengan adanya
semangat gotong royong dan peran serta dari berbagai pihak pada Program
Dayamaya ini dapat menjadikan daerah 3T menjadi daerah yang lebih maju lagi
khususnya dalam hal ekonomi digital.
Oke sekian ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.