Konten Gaptek - Tak terasa saat ini kita
sudah berada di penghujung tahun 2020 yang sudah akan berakhir, itu artinya tinggal
menghitung hari lagi kita akan memasuki awal tahun yang baru yaitu 2021. Setelah
kurang lebih 10 bulan lamanya kehidupan manusia di muka bumi berubah 180
derajat menjadi lebih peduli akan kesehatan yang diakibatkan karena adanya
wabah global yakni pandemi virus corona. Virus ini sudah melanda dunia, termasuk
Negara Indonesia sendiri yang mulai masuk virus corona pada Maret 2020. Pada awalnya
sebelum wabah ini muncul, saat keluar rumah kita bisa dengan bebasnya kemana
saja, namun kini saat keluar rumah kita harus memperhatikan protokol kesehatan
seperti dengan menerapkan 3M (menggunakan
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
Aktivitas manusia pun hampir
semuanya mengalami perubahan mulai dari pekerjaan, kegiatan belajar mengajar, dll cukup dilakukan dari rumah
masing-masing. Membosankan memang, tapi apa boleh buat, seperti itulah yang
sudah seharusnya diterapkan oleh pemerintah guna mencegah virus covid-19
menjadi lebih luas. Hari demi hari kita menjalani kegiatan yang sangat terbatas,
tidak ada lagi atau jarang ditemukan orang saling berjabat tangan dengan
sesama, berpelukan, jalan-jalan, reunian sekolah, ibadah berjamaah, berkumpul, hangout
saling bertatap muka, dsb.
Berbagai tempat pun banyak
yang ditutup dan dibatasi seperti tempat rekreasi/pariwisata, mall dibuka dengan
jam terbatas, stasiun kereta jadwalnya jadi terbatas, semuanya terbatas. Hal ini
juga lah yang mempengaruhi perekonomian, masyarakat banyak yang kena PHK dan akhirnya
menjadi pengangguran. Rasanya tahun 2020 ini begitu mengerikan dengan segala
peristiwanya dan seperti begitu cepat berlalu, entah dikarenakan selama
berbulan-bulan hanya berdiam diri rebahan di rumah atau dikarenakan tahun 2020 cuma
memiliki 3 bulan (Januari, Februari, Maret, Pandemi) atau apa entahlah aku pun
tidak mengerti.
Jujur kalau ditanya lebih suka kehidupan yang dahulu atau sekarang? Tentu saja aku akan menjawab kehidupan dahulu lah yang lebih menyenangkan. Saat semuanya masih normal tanpa adanya keterbatasan. Dikarenakan wabah ini pun aku jadi menunda beberapa kegiatan ku yang harusnya sudah dilaksanakan seperti traveling, event, pekerjaan, dan bahkan yang sedihnya saat bulan Ramadhan dan lebaran kemarin dimana biasanya keluarga saling berkumpul bersilaturahmi dalam satu atap, namun hanya bisa bertatap muka melalui layar ponsel lantaran aku tidak dapat mudik ke kampung halaman. Tapi aku mau tidak mau harus menerima hal tersebut, agar mata rantai penyebaran virus corona ini lekas berakhir. Kalau kamu ditanya seperti diatas, pasti kamu pun sependapat dengan ku bukan, lebih suka kehidupan yang dahulu kala? Itu sudah pasti sih..
virus corona (image source: www.cnnindonesia.com) |
Namun meskipun kita sudah
berada di akhir tahun 2020 ini, pandemi yang melanda dunia masih belum ada
tanda2 akan memasuki fase akhir, setiap harinya masih terus meningkat kasus
orang yang tertular virus covid-19. Menurut data dari satuan tugas penanganan
Covid-19 (25/10/2020), terdapat lebih dari 390.000 jiwa yang positif terinfeksi
SARS-CoV-2, dan sebanyak 13.299 jiwa yang meninggal dunia diakibatkan virus
ini.
Vaksin Menjadi Salah Satu Harapan Untuk Memutus Mata Rantai Virus Corona
Tahun baru 2021 sepertinya
akan menjadi angin segar bagi umat manusia, sebab terdengar kabar bahwa
pemerintah sudah menemukan vaksin virus corona. Upaya pemerintah saat ini untuk
memutus mata rantai penyebaran virus corona yakni dengan melakukan vaksinasi
dalam skala yang masif, yang diharapkan dapat menjad perantara agar pandemi
dapat segera selesai.
Vaksin Sinovac (image source: fixindonesia.pikiran-rakyat.com) |
Di Indonesia saat ini
pemerintah sudah mempunyai salah satu vaksin yang tengah di uji klinis yakni Vaksin Sinovac Biotechnology / Vaksin Sinochem yang berasal dari Tiongkok. Menurut data dari WHO, kalau vaksin
Sinovac ini masuk ke dalam 10 vaksin yang berada di tahap uji klinis fase 3. Dengan
kehadiran vaksin ini tentunya menjadi harapan masyarakat agar kasus covid-19
dapat terus berkurang. Memang pada dasarnya vaksin ini bukanlah obat yang akan
membuat kita tidak bisa terkena penyakit sama sekali, tapi setidaknya vaksin
mampu membuat tubuh mampu mengenali virus dan menjadi lebih kebal dengan adanya
antibody di tubuh manusia.
Vaksin Sinovac atau nama
lainnya Vaksin Sinochem ini juga akan mendapatkan label halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Nantinya Bio Farma akan melakukan sertifikasi halal
melalui MUI, jadi dipastikan Vaksin Sinochem ini menggunakan bahan baku yang
halal yaa dan memiliki mutu kualitas yang bagus serta tidak ada masalah.
Adapun untuk pemberian vaksin
dosis pertama telah dilakukan pada 21 oktober lalu yang diikuti oleh 1.620
sukarelawan dalam uji klinis fase 3 telah selesai. Sementara itu, lebih dari
1.074 relawan telah mendapatkan vaksin sinovac dosis kedua.
Dalam proses pembuatan
vaksin, uji klinis fase 3 juga disebut sebagai uji klinis kritis tahap akhir. Jadi
pada tahapan akhir ini, para ahli akan memberikan vaksin kepada ribuan orang,
dan kemudian menentukan apakah vaksin ini layak dan dapat melindungi tubuh dari
SARS-CoV-2. Apabila sebanyak 50 persen dari orang yang divaksinasi dapat
terlindungi dari virus, maka vaksin virus corona tersebut baru dikatakan
efektif untuk menangkal virus covid-19. Tak ketinggalan juga para ahli akan
mencari efek samping dari penggunaan vaksin tersebut.
Masyarakat pun tak perlu
khawatir untuk disuntikkan vaksin, sebab vaksin sudah dilakukan uji klinis
sehingga dinyatakan layak dan aman untuk digunakan kepada masyarakat. Tutur Proff
Wiku Adisasmito selaku Jubir Satgas Penanganan Covid-19.
Setelah uji klinis fase 3
selesai, Bio Farma akan segera mengajukan hasilnya kepada BPOM. Tujuannya untuk
mendapatkan lampu hijau emergency use
authorization (EUA) terkait penggunaan darurat vaksin. Di tahun 2021 nanti
kurang lebih 340 juta dosis atau 170 juta orang, akan mendapatkan vaksinasi
sesuai dengan target dari Kementerian Kesehatan.
Sedangkan untuk
pendistribusian, Vaksin tersebut akan segera mulai didistribusikan pada 2021
mendatang dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dan diutamakan
untuk kelompok tertentu yang sangat rentan posisinya seperti para tenaga medis
yang memang menjadi garda terdepan penanganan pandemi virus Covid-19. Yaa semoga
saja kita mendapatkan bagiannya yaa.
Lalu apakah vaksin
tersebut diberikan secara gratis atau berbayar? Jika berbayar berapakah
kira-kira harga yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi?
Sayangnya sampai saat ini belum ada informasi jelas terkait harga vaksin
Sinovac. Mudah-mudahan segera diumumkan pemerintah yaa harganya berapa, dan
masih memenuhi kewajaran harga supaya bisa dinikmati oleh seluruh kalangan
masyarakat.
Oh iya, agar kita bisa
mengetahui informasi seputar Covid-19 kita bisa menggunakan Aplikasi Halodoc. Di aplikasi Halodoc
kita dapat dengan mudah mengakses aneka informasi kesehatan dari sumber yang
terpercaya, dan bukan hanya itu saja, kita juga berkonsultasi seputar penyakit
yang diderita dengan dokternya langsung lohh.
Terus kita bisa langsung beli obat dan vitamin juga lagi melalui Aplikasi
Halodoc, fitur kunjungan rumah sakit,
dan masih banyak fitur lainnya. Keren banget kan. Aku sendiri sudah lama
memakai aplikasi Halodoc, soalnya banyak banget fitur dan kegunaannya.
Aplikasi Halodoc |
Kalau mau tau lebih
lengkap, langsung aja download aplikasi Halodoc di playstore untuk pengguna Android dan Appstore untuk pengguna iOS. Yuk sambil menunggu Vaksin Sinochem didistribusikan
dan digunakan pada masyarakat, mari saling bekerjasama menerapkan pola hidup
sehat dan mentaati aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan
memperhatikan protokol kesehatan agar pandemi ini cepat berakhir dan kehidupan
manusia kembali normal ke sediakala.
Yaudah segitu dulu yaa ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.