Lahan Gambut (Image Source: himaba.fkt.ugm.ac.id) |
Konten Gaptek – Indonesia memiliki banyak sekali hutan yang tersebar di
berbagai penjuru negeri yang harus dijaga kelestariannya. Hutan menjadi suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang mengandung sumber daya alam
hayati karena pepohonan mendominasi lingkungan alam dan hubungannya satu sama
lain tidak dapat dipisahkan.
Hutan inilah yang menjadi
habitatnya spesies tumbuhan dan hewan, tempat karbon dioksida didaur ulang
menjadi oksigen, tempat air dan tanah dilestarikan, dan hutan ini sangat
penting bagi lingkungan. Hutan-hutan di Indonesia tersebar di seluruh pulau besar
yang sebagiannya memiliki hutan yang begitu luas, itulah yang menyebabkan kalau
Indonesia dikatakan sebagai paru-paru dunia.
Manusia dan hutan tidak
dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi secara positif dan negatif. Hutan menyediakan
jasa ekosistem bagi manusia dan bisa juga menjadi tempat wisata, hutan pun bisa
mempengaruhi kesehatan manusia, aktivitas manusia, termasuk penggunaan sumber daya hutan yang tidak berkelanjutan dapat berdampak negatif terhadap ekosistem
hutan.
Tak hanya hutan saja, di
Indonesia juga memiliki banyak sekali lahan gambut yang tersebar di beberapa
pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Dikatakan bahwa lahan
gambut yang ada di negeri kita ini menjadi lahan gambut terluas yang ada
diantara Negara tropis, luasnya sekitar 13,43 juta ha yang tersebar.
Persebaran lahan gambut di
Indonesia antara lain di Sumatera dengan luas 5,8 juta hektar (43%), Kalimantan
seluas 4,5 hektar (32%), dan Papua seluas 3 juta hektar (25%). Itu artinya
lahan gambut terbanyak masih ditempati oleh pulau Sumatera yang mana untuk sebaran
lahan gambut terbanyaknya terdapat di provinsi Riau.
Provinsi Riau menjadi
provinsi di pulau Sumatera yang memiliki lahan gambut terluas dan tersebar di
10 kabupaten, 2 kota, 169 kecamatan, dan 1875 desa/kelurahan.
Lahan gambut di Indonesia
tercatat menyimpan sebanyak 57 gigaton karbon. Jumlah ini 20 kali lipat lebih
banyak jika dibandingkan karbon yang tersimpan di hutan hujan tropis biasa atau
tanah yang bermineral.
Sebelumnya kalian udah
pada tau belum apa sih itu gambut? Kalau
belum, langsung aja dilanjut penjelasannya dibawah yaa teman-teman.
Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan |
Informasi dan pengetahuan
ini aku dapatkan dari online gathering via zoom bersama #EcoBloggerSquad yang dilaksanakan pada 11 Agustus 2023 kemarin
dengan menghadirkan Kak Ola Abas (National Kordinator, Pantau Gambut) sebagai
narasumbernya. Adapun tema yang dibahas saat itu adalah “Indonesia Merdeka dari Kebakaran Hutan dan Lahan”.
Dari sesi gathering ini, banyak sekali ilmu yang aku dapatkan terkait pentingnya hutan dan lahan gambut bagi keberlangsungan makhluk hidup. Mau tau seperti apa? yuk kita bahas...!
Apa itu Lahan Gambut dan Fungsinya Gambut?
Lahan Gambut (Image Source: kajianpustaka.com) |
Jadi gambut merupakan
lahan basah atau rawa yang tergenang air dan terbentuk dari timbunan daun,
cabang, sisa pohon, rerumputan, maupun sisa materi-materi organic lainnya yang
telah mati. Timbunan ini menumpuk selama berabad-abad hingga kedalamannya bisa
mencapai beberapa meter.
Adapun untuk proses
terbentuknya lahan gambut memiliki perbedaan yang nantinya juga akan
menghasilkan jenis dan karakter gambut yang berbeda pula. Itulah alasannya
gambut yang berada di sekitar perairan seperti sungai, pantai, atau danau
memiliki perbedaan dengan gambut yang berada di daerah yang lebih dalam.
Secara umum, gambut
terbentuk ketika bagian tumbuhan berguguran tetapi mengalami pembusukan yang
terhambat. Proses ini biasanya terjadi di daerah dengan kadar keasaman yang
tinggi atau bisa terjadi akibat pengaruh kondisi anaerob di sekitar perairan. Lantaran
pembusukan yang terhambat inilah tanah gambut pun bisa terbentuk dengan susunan
berupa serpihan dan kepingan sisa tumbuhan, dedaunan, ranting, kayu, dll.
Bahkan sisa-sisa dari bangkai binatang yang masih awet juga kerap kali
ditemukan diantara lapisan gambut karena terhambat proses pembusukan.
Berbicara soal fungsi atau
manfaat gambut, ternyata gambut memiliki banyak manfaat lohh misalnya untuk menyimpan cadangan karbon dunia, mencegah kekeringan,
serta mencegah pencampuran air asin di irigasi pertanian. Selain itu, gambut
juga menjadi habitat bagi beragam jenis flora dan fauna, sehingga keberadaannya
turut andil dalam menopang keragaman hayati dunia.
Gambut turut menjaga lingkungan
dari perubahan iklim, dan bisa mengurangi dampak buruk dari banjir dan kemarau.
Gambut memiliki daya serap yang sangat tinggi, bahkan mampu menampung air
hingga sebanyak 450 sampai 850 persen dari bobot keringnya atau kurang lebih
90% dari volumenya. Selain itu tanah gambut yang sudah terdekomposisi mampu
menahan air antara 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya.
Nah, oleh karena itu tak
heran jika gambut mampu mengurangi dampak buruk dari musibah banjir dan
kemarau. Lahan gambut menyimpan banyak sekali air sehingga mencegah banjir saat
musim hujan tiba, dan melepaskannya ketika musim kemarau telah tiba.
Gambut juga berfungsi
untuk menunjang perekonomian, hal ini dikarenakan beberapa jenis tanaman yang
bernilai ekonomi tinggi dapat tumbuh dengan baik di lahan gambut. Bahkan lahan
gambut ini menjadi habitat aslinya dari berbagai jenis tanaman seperti: kapur naga,
nanas, karet, rotan, rumbia, tebu, sagu, kalapapa, dll.
Lahan gambut juga sangat
cocok dijadikan tempat berbudi daya hewan untuk perkembang biakannya, diantara
hewan yang cocok dikelola di lahan gambut misalnya seperti: lele, nila, dumbo,
dan ikan patin siam. Nah jadi merupakan salah satu privilege bagi warga yang
tinggal di sekitaran lahan gambut, mereka bisa memanfaatkan lahan gambut untuk
menunjang perekonomian dan sumber penghidupan masyarakat.
Terakhir dari fungsi dan
manfaat gambut yakni sebagai habitat alami berbagai keanekaragaman hayati. Berbagai
jenis binatang dan tumbuhan tinggal dan berkembang di area gambut, untuk jenis
binatang nya antara lain macan Sumatera, angsa sayap putih, beruang madu,
tapir, buaya sinyulong, dll.
Sedangkan untuk tumbuhan /
tanaman yang tumbuh di lahan gambut antara lain seperti pulai, durian, jambuan,
getah sundi, jelutung, pala, kayu hitam Sulawesi, dan masih banyak berbagai
tanaman lainnya yang bisa ditemukan pada lahan gambut.
Banyaknya manfaat dan
fungsi lahan gambut bagi alam dan keberlangsungan hidup manusia, sudah menjadi
kewajiban bagi kita masyarakat untuk menjaga kelestariannya agar tidak
terjadinya kerusakan pada lahan gambut maupun hutan di Indonesia. Tanah yang
ada pada lahan gambut sangatlah penting bagi makhluk hidup karena lahan gambut
ini pun memiliki peran besar dalam menghadapi perubahan iklim lohh.
Namun sangat disayangkan
yang terjadi adalah kita mendengar berita banyak sekali terjadinya Karhutla
(Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut). Ini menandakan bahwa Indonesia belum
sepenuhnya merdeka dari Karhutla, lantaran karhutla di Indonesia telah menjadi
kasus yang cukup sering terjadi dari tahun ke tahunnya.
Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut |
Menurut data dari KLHK
(Kementarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) melaporkan, bahwa luas kebakaran
hutan dan lahan di Indonesia sepanjang Januari – Desember 2022 tercatat sebesar
204.894 hektar yang mana angka tersebut menurun 42,9% atau setara 153.973
hektar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 358.867
hektar.
Hal ini tentu saja
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya bisa saja terjadi karena faktor
alam contoh akibat sambaran petir yang mengenai pohon lalu apinya menyebar dan
menimbulkan kebakaran. Tapi tak menutup kemungkinan juga Kebakaran ini
disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak bertanggung-jawab. Mereka melakukan
pembakaran hutan demi tujuan dan kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya
bagi sekitar lingkungan masyarakat.
Hal-hal kecil yang terlihat sepele nyatanya pun bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan misal akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan ini juga bisa memicu kebakaran hebat, apalagi ketika dibuang pada lahan gambut yang kering.
Peristiwa Karhutla Besar di Indonesia
Peristiwa Karhutla Besar di Indonesia |
Banyak sekali berbagai peristiwa
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia diantaranya yang pernah terjadi pada
Juli 1997 – Februari 1998 di 24 Provinsi di Indonesia. Saat itu luas hutan yang
terbakar seluas 11,7 hektar yang mengakibatkan kerugian sebesar USD 1,62-2,7 M.
Selanjutnya juga kebakaran hutan dan lahan pernah menimpa Indonesia pada tahun
2015 di 32 Provinsi.
Peristiwa Karhutla Besar di Indonesia |
Kebakaran hutan dan lahan
gambut seluas lebih dari 2,6 juta hektar (33% di lahan gambut) terjadi di 32
provinsi yang tersebar di Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua. Kerugian lingkungan terkait
keanekaragaman hayati diperkirakan sekitar 295 juta dolar.
Ribuan hektar habitat orangutan
dan hewan yang hampir punah lainnya pun ikut hancur. Tak hanya itu saja,
sejumlah 28 juta jiwa terdampak, 19 orang meninggal dunia, dan hampir 500 ribu
orang mengalami gangguan pernapasan atau ISPA. Racun yang dibawa asap
menyebabkan gangguan pernapasan terutama bagi balita dan kaum lanjut usia yang
sangat membahayakan mereka.
Dampak buruk yang diakibatkan oleh Karhutla diantaranya: Rusaknya Ekosistem (rantai makanan rusak, satwa liar masuk ke perkampungan, fungsi ekologis hutan gambut rusak, hilangnya keanekaragaman hayati), Kabut Asap (Mengganggu kesehatan, aktivitas perekonomian terhambat, sekolah diliburkan, akses transportasi udara terhambat), Hilangnya Ruang Hidup Warga Sekitar (Petani tak punya lahan garap, terpaksa menjadi buruh), Mempercepat Laju Perubahan Iklim (Anomali Cuaca, gagal panen, munculnya virus atau penyakit baru, dan hilangnya dataran pesisir).
Upaya Pengendalian Karhutla
- 1.
Pencegahan
Penanganan kebakaran hutan dan lahan yang paling efektif adalah dengan melakukan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran. Adapun upaya untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.
- 2.
Pemadaman
Proses pemadaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: Pembuatan sekat bakar yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran.
Pemadaman manual dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran dan tangki air, water bombing atau menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api, dan yang terakhir menggunakan teknologi modifikasi cuaca dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar.
- 3.
Penanganan
Pasca Kebakaran
Penanganan
pasca kebakaran adalah semua usaha tindakan yang meliputi inventarisasi,
monitoring, dan evaluasi, serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal
setelah terbakar. Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan
kebijakan mengenai restorasi gambut, melakukan restorasi gambut (rewetting,
revegetation, revitalitation) yang telah terdegradasi serta monitoring.
Setelah mengetahui manfaat
hutan dan lahan gambut sudah seharusnya dong
kita mulai aware dan sadar untuk membantu menjaga kelestariannya dari
kebakaran karena lahan gambut menjadi jenis tanah ‘emas karbon’, karena
kemampuannya yang bisa menyimpan sejumlah besar karbon. Fungsinya yang sangat
penting inilah membuat kelestarian lahan gambut harus diperhatikan.
Semoga tidak ada lagi
terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut yang dapat merusak ekosistem dan
kelestarian lingkungan, butuh dukungan semua pihak khususnya bagi mereka yang
memang tinggal dikawasan hutan yang menjadi aktor utama dalam pencegahan
karhutla. Kesadaran kita semua untuk tidak membakar hutan dan lahan adalah
salah satu kunci keberhasilan dalam mencegah terjadinya Karhutla.
“butuh waktu ribuan tahun untuk membentuk gambut, namun hanya sesaat untuk merusaknya”
Yuk kita jaga hutan dan
lahan gambut di Indonesia bersama TUFI (Team Up For Impact) yang beralamatkan
di https://teamupforimpact.org untuk
mewujudkan Indonesia merdeka dari Karhutla.
Oke sekian ulasan kali ini, SEOmoga dapat bermanfaat.